Tag Archives: GHURUR MENURUT BAHASA ARTINYA ADALAH TERTIPU. PENYAKIT HATI YANG BERBAHAYA.

AKHLAK MULIA MEMULIAKAN HAMBA ALLAH

Alhamdulillah.
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Semoga Allah Yang Maha Mengabulkan Doa, senantiasa melimpahkan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita tidak menjadi orang-orang yang tersesat.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam …

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda,
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia…”
(HR. Ahmad).

Ketika seseorang berupaya mengubah akhlak menjadi lebih baik, maka sangatlah penting untuk selalu bertanya kepada diri sendiri, mengapa akhlak baik itu menjadi wajib untuk dilakukan ?

Syaitan itu sangat licin, licik dan halus cara-cara nya untuk menjerumuskan manusia.

Penting sangat bagi seseorang untuk bermuhasabah apakah kebaikan akhlaknya ini murni demi mendapat penilaian Allah, ataukah demi mendapat kekaguman orang lain ?

Jika, niat murni Lillaahi Ta’ala maka beruntung termasuk kelompok orang-orang yang ikhlas …

Jika niat adalah mencari penilaian manusia, agar dikagumi orang lain sebagai orang yang baik, maka sia-sialah usaha hidup.
Mungkin saja mendapat kekaguman orang lain, namun di hadapan Allah semua itu tiada artinya.
Semoga terhindar dari hal yang demikian…

Akhlak menjadi baik, ibadah menjadi semakin benar, ucapan dan perbuatan menjadi semakin terpelihara dan jauh dari kezhaliman, sesungguhnya adalah buah dari kondisi hati …

Semakin bersih hati, semakin lurus niat, maka akan semakin mulia akhlak …

Jika hati kotor, maka akhlak pun tidak jauh berbeda, penuh kepura-puraan dan jauh dari ketulusan …

Marilah kita senantiasa disiplin menjaga kebersihan hati …

PEMIMPIN IDEAL
Allâh Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَإِقَامَ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءَ الزَّكَاةِ وَكَانُوا لَنَا عَابِدِينَ
“Dan Kami menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-peminpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat kebaikan, melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami mereka menyembah.”
(QS. Al-Anbiyà’: 73)



Inilah pangkal dari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Juga pangkal dari kemuliaan akhlak kita yang akan bernilai di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Wa Allahu A’lamu Bis-Shawab …

Siapkanlah diri kita menyambut tamu yang akan datang secara tiba-tiba, yaitu kematian, jangan sampai tamu tersebut menemui kita dalam kondisi jauh dari ALLAH.

PEMIMPIN BERKEWAJIBAN MEMBIMBING RAKYATNYA.
Rasûlullàh Shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ أَمِيرٍ يَلِي أَمْرَ الْمُسْلِمِينَ ثُمَّ لَا يَجْهَدُ لَهُمْ وَيَنْصَحُ إِلَّا لَمْ يَدْخُلْ مَعَهُمْ الْجَنَّةَ
Setiap pemimpin yang menangani urusan kaum muslimin, tetapi tidak berusaha semaksimal mungkin untuk mengurusi mereka dan memberikan arahan kepada mereka, maka dia tidak akan bisa masuk surga bersama kaum muslimin itu.”
(HR. Muslim, 205).

Ingatlah bahwa ;
Jika hati kotor, maka akhlak pun tidak jauh berbeda,
penuh kepura-puraan dan jauh dari ketulusan …

KITA AKAN DI MATI KAN SESUAI APA KEBIASAAN HIDUP KITA.

Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Setiap hamba akan dibangkitkan berdasarkan kondisi meninggalnya.”
(HR Muslim no 2878).

Berkata Al-Munaawi :
Yaitu  meninggal di atas kehidupan yang biasa ia jalani dan ia dibangkitkan di atas hal itu.”
(At-Taisiir bi Syarh Al-Jaami’ As-Shagiir 2/859)

Semua tahu bahwa sanya kematian akan datang secara tiba-tiba, tidak peduli dengan kondisi seorang hamba apakah dalam keadaan ketaatan kepada Allah atau dalam keadaan sedang bermaksiat, apakah dalam keadaan sakit ataupun dalam keadaan sehat, semuanya akan terjadi tiba-tiba.

Tentunya setiap dari kita berharap dianugerahi Husnul Khatimah, ajal menjemput tatkala kita sedang beribadah kepada Allah, tatkala bertaubat kepada Allah, sedang mengingat Allah, akan tetapi betapa banyak orang yang berharap meninggal dalam kondisi Husnul Khatimah akan tetapi kenyataan yang terjadi adalah sebaliknya, Su’ul Khaatimah.

Allah Yang Maha Mulia telah memberlakukan sunnatullah Nya bahwasanya:
Orang yang hidup di atas sesuatu pola/model kehidupan maka ia pun akan mati di atas model tersebut, dan kelak ia akan dibangkitkan di atas model tersebut pula.”

Maka ingatlah ;
sesungguhnya seseorang akan dicabut nyawanya berdasarkan kehidupan yang biasa ia jalankan.

NASIB PENIPU, BAKHIL DAN PEMIMPIN YANG BURUK PERANGAI
Rasûlullàh Shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ خَبٌّ وَلَا بَخِيلٌ وَلَا مَنَّانٌ وَلَا سَيِّئُ الْمَلَكَةِ وَأَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ الْمَمْلُوكُ إِذَا أَطَاعَ اللَّهَ وَأَطَاعَ سَيِّدَهُ
Tidak akan masuk surga:
– Orang yang suka menipu,
– Orang yang bakhil,
– Orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikan/pemberian,
dan
– Pemimpin yang buruk.
Orang yang pertama kali masuk surga adalah budak yang taat kepada ALLAH dan taat (setia dan amanah) kepada majikannya.”
(HR. Ahmad, 32; At-Tirmidzî, 1537. Dalam sanadnya ada kelemahan, Bulûghul Maràm, 1537/1597)

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang mengamalkan ilmunya dan Hasnul Khatimah
Aamiin ya Rabbal Alamiin …

Moga manfaat buat kita semua.
Wassalam BuyaHMA
Buya Hma Majo Kayo
Buya Masoed Abidin
Buya MAbidin Jabbar

BELAJAR LAH ADAB DARI RASULULLAH SAW

Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta- dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara”
(HR.Al-Bukhari hadits no. 6064 dan Muslim hadits no. 2563).

JANGAN DIMASUKI RUMAH ORANG LAIN KECUALI DENGAN IDZIN PEMILIKNYA.
Wahai, orang orang yang beriman, jangan lah kamu memasuki rumah yang bukan rumah mu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuni nya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu selalu ingat“.
(QS.An Nur:27).

Pelajaran adab dari Rasulullah adalah jika memasuki rumah tidak asal masuk saja tanpa meminta izin. Baik kita yakin ada orang di dalamnya ataupun tidak. Maka ucapkanlah salam terlebih dahulu. InsyaAllah perbuatan sedemikian itu lebih beradab dan memiliki sopan santun didalam pergaulan.

Sesungguhnya kekayaan itu adalah kekayaan hati dan kemiskinan adalah kemiskinan hati.”
(HR An-Nasai, Ibnu Hibban, Thabrani).

MAKNA HAKIKI KEKAYAAN dalam pandangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ADALAH KEKAYAAN JIWA. (HR Bukhari, Muslim, Ahmad dll).

Bersegeralah mengharap ampunan dari Allah dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang menafkah kan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang dan Allah menyukai orang- orang yang berbuat kebajikan.”
(QS Ali Imran [3]: 133).

“ …. dan mereka bertanya kepada mu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.
(QS.17, Al Israk : 85).

Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.”
(HR. Ibnu Majah (no. 224) dari Shahabat Anas bin Malik Radhiyallahu anhu).

“… Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudah kan dirinya dengan nya jalan menuju Surga.”
(HR. Muslim (no. 2699) dan selainnya, dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu).

BERSIKAP LEMAH LEMBUT ;
Barangsiapa yang tidak memiliki sifat lembut, Maka  tidak akan mendapatkan kebaikan”. (HR.Muslim no. 2592 dari Jabir bin Abdullah r.a).

JAUHI SIFAT KASAR. Bersikap lah baik dan lembut lah kepada siapa saja, karena sifat lembut mengantar kan kepada kasih sayang dan juga kebaikan kepada siapa saja dan dari siapa saja.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Bukan termasuk umatku orang yang tak menghormati orang tua, tidak menyayangi anak-anak dan tidak memuliakan alim ulama.”
(HR Ahmad, Thabrani, Hakim).

MALU SEBAGIAN DARI IMAN
Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
Sifat malu itu tidak datang kecuali dengan kebaikan.”
Maka Busyair bin Ka’b berkata: “Telah tertulis dalam hikmah, sesungguhnya dari sifat malu itu terdapat ketenangan, sesungguhnya dari sifat malu itu terdapat ketentraman.”
(HR. Bukhari: 6120).

Dalam hal ini, malu yang dimaksud adalah malu berbuat dosa, malu berbuat keburukan, malu tidak beradab, dan lain semacamnya. Tapi jangan malu berbuat kebaikan.
Untuk para wanita muslim Malulah memakai pakaian ketat karena itu pakaian orang tidak tau malu, memakai pakaian ketat di depan umum seperti orang menelanjangi dirinya dengan terang-terangan.
Untuk laki-laki muslim, malulah pakai celana pendek yg paha kelihatan karena paha itu aurat, dan itu celana orang tak tau malu.
Malulah berbuat maksiat, malulah berbuat dosa. Karena sungguh Allah maha mengetahui atas apa yang kita lakukan.

SEMUA ORANG INGIN MENJADI BAHAGIA
Semua manusia mau hidup bahagia, siapa saja semuanya pasti mau bahagia.
MAU HIDUP BAHAGIA ???? Jawabannya adalah TAATLAH PADA ALLAH, JUGA AMALKAN SUNNAH RASULULLAH Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.
<< inilah kunci utama kebahagiaan manusia. Karena tanpa itu maka sungguh kita hanya akan jauh dari kebahagiaan.  LAKUKANLAH DENGAN IKHLAS KARENA ALLAH.

Dari Tsabit, dia berkata, Anas Radhiyallahu ‘anhu bercerita kepada kami, dia berkata,
Aku menjadi pembantu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selama sepuluh tahun, beliau tidak pernah berkata kepadaku ’huh’. Juga tidak pernah mengatakan kepadaku (ketika aku melakukan sesuatu), ’Kenapa engkau melakukan?’
Dan tidak pernah mengatakan kepadaku (ketika aku tidak melakukan sesuatu), ’Tidakkah engkau melakukan?’.”
(HR Bukhari no. 6038, Muslim no. 2309).

SUKA LAH BERINFAQ DAN BERAMAL SEDEKAH.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sesungguhnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba- hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat.
Salah satu di antara keduanya berdoa:
Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”, Sedangkan yang satu lagi berdo’a ;
Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)”
(HR Bukhary 5/270).

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.
Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
(QS. 2 : 261).

JANGANLAH MENJADI ORANG YANG BANGKRUT DI AKHERAT.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?”
Mereka menjawab : “Orang yang bangkrut di kalangan kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta/barang.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu. Maka sebagai tebusan atas kedzaliman nya tersebut, diberikanlah di antara kebaikan nya kepada si ini, si anu dan si itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagi kan kepada orang-orang yang di dzaliminya sementara belum semua kedzalimannya tertebus, diambillah kejelekan/kesalahan yang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.”
(HR. Muslim no. 6522).

Penjelasan hadits ini, kita bisa simpulkan bahwa bangkrut di akhirat tidaklah sama dengan bangkrut di dunia. Jika di dunia, bangkrut identik dengan harta, maka bangkrut di akhirat berkaitan dengan amalan kita, entah itu kebajikan atau keburukan.

Seseorang akan dinyatakan bangkrut di akhirat jika amal kebajikannya tidak hanya habis untuk ‘membayar’ kejahatan yang dia lakukan, namun dia harus mendapat ’sumbangan’ amal keburukan dari orang2 yang pernah dia aniaya/perlakukan tidak baik.

Hal yang bisa kita pelajari dari hadits ini, hendaknya kita berhati-hati dalam bersikap, jangan sampai kita menyengsarakan/merugikan orang lain. Karena di akhirat kelak, kebajikan bisa berkurang dan yang lebih repot jika malah amal keburukan yang bertambah.
Kebenaran hanya milik Allah.

PERBANYAK SHALAWAT KEPADA NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM.
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ; “Perbanyaklah shalawat kepadaku (shalawat kepada nabi Muhammad Shallallahu Alaiyhi ‘alaihi wa Sallam) setiap hari jum’at karena shalawat nya umatku akan dipersembahkan untukku pada hari jum’at, maka barangsiapa yang paling banyak bershalawat kepadaku, dia akan paling dekat derajatnya denganku.”
(HR. Baihaqi dengan sanad shahih).

إِنَّ اللهَ وَ مَلاَئِكَتِهِ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبـِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا

Sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling besar mendatangkan manfaat (baik) bagi manusia yang lain.
(HR Thabrani).

Setiap kita mau bahagia, mau ketenangan hidup, mau kebaikan ini dan itu. 
Nah, mudah saja kalau mau semua itu.
Caranya, dekati yang menciptakan bahagia, yang menciptakan ketenangan, yang menciptakan semua kebaikan, maka mintalah semua itu kepada yang menciptakan. Mintalah pada Allah yang menciptakan segalanya.
Yaitu dengan cara, menjaga shalat, banyak berdzikir, menjalankan sunnah, dan tak kenal lelah dalam do’a dan usaha. InsyaAllah bisa.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Aku adalah pemimpin di rumah yang ada tengah di surga bagi orang-orang yang meninggal kan dusta, walau pun dalam keadaan senda gurau.”
(HR. Abu Dawud 4800 dari hadits Abu Umâmah Radhiyallahu ‘anhu).

Tetaplah berlaku jujur.
Sesungguhnya kejujuran dalam setiap bentuknya merupakan perbuatan yang terpuji.
Orang yang jujur dicintai oleh Allah Azza wa Jalla dan manusia, dan Allah Azza wa Jalla akan meninggikan kedudukannya dan menambah kan pahala bagi nya.
Bukti paling nyata yang menunjuk kan hal itu adalah kenyataan yang terjadi berupa pujian manusia bagi orang-orang yang jujur ketika mereka masih hidup maupun sudah meninggal dunia.
Berita yang mereka sampai kan diterima, amanah mereka terpercaya.
Sungguh beruntung orang-orang yang jujur, dan sungguh rugi orang yang berbuat dusta.

BACALAH AL QURAN
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
Bacalah Al Quran, karena dia akan dating pada hari Kiamat sebagai pemberi syafaat kepada para ahlinya (orang yang selalu membaca Al Quran)”
(HR. Muslim).

(1). “Al-Quran adalah sebuah kitab, petunjuk, kebenaran, bukti,” dan kebenaran yang abadi bagi kita sampai akhir zaman.”
(- Prof. TVN Persaud Ahli anatomi, ahli kesehatan anak-anak, dan ahli ginekologi kebidanan dan ilmu reproduksi
di Universitas Manitoba, Winnipeg, Menitoba, Kanada.)

(2). “Semua yang tertulis di dalam al-Quran pasti sebuah kebenaran, yang dapat dibuktikan dengan peralatan ilmiah.
(- Prof. Tejatat Tejasen Ketua Jurusan Anatomi Universitas Thailand, Chiang Mai.)

(3). “…metode ilmiah modern sekarang membuktikan apa yang telah dikata kan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam 1400 tahun yang lalu. AI-Quran adalah buku teks ilmu pengetahuan yang simpel dan sederhana untuk orang yang sederhana.
(- Prof. Alfred Kroner Ketua Jurusan Geologi Institut Geosciences, Universitas Johannnes Gutterburg, Maintz, Jerman.)

(4). “AI-Quran adalah kitab yang menakjub kan yang menggambar kan masa lalu, sekarang, dan masa depan.”
(- Prof. Palmer Ahli Geologi ternama Amerika Serikat.)

(5). “llmuwan itu sebenarnya hanya menegaskan apa yang telah tertulis di dalam al-Quran beberapa tahun yang lalu. Para ilmuwan sekarang hanya menemu kan apa yang telah tersebut di dalam al-Quran sejak 1400 tahun yang lalu.”
(- Prof. Shroeder Ilmuwan kelautan dari Jerman)

(6). “Dengan membaca al-Quran, saya dapat menemu kan jalan masa depan saya untuk investigasi alam semesta,”
(- Prof. Yoshihide Kozai Guru Besar Universitas Tokyo dan Direktur The National Astronomical Observatory, Mikata, Tokyo, Jepang)

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari jum’at akan diberikan cahaya baginya diantara dua jum’at.”
(HR. Al Hakim dan Baihaqi).

7 (TUJUH) GOLONGAN YANG MENDAPAT NAUNGAN ALLAH DI HARI KIAMAT.
“Ada tujuh golongan yang Allah akan naungi pada hari dimana tidak ada naungan selain naungan- Nya:
(1). Pemimpin yang adil,
(2). Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah,
(3). Seorang laki-laki yang hatinya selalu terpaut dengan masjid,
(4). Dua orang yang saling mencintai karena Allah yang mereka berkumpul karena-Nya dan juga berpisah karena-Nya, _(bukan orang yang berkasih sayang dalam berpacaran pada hal belum menikah)._
(5). Seorang laki-laki yang dirayu oleh wanita bangsawan lagi cantik untuk berbuat mesum lalu dia menolak seraya berkata, “Aku takut kepada Allah,”
(6). Seorang yang bersedekah dengan diam-diam sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekah kan oleh tangan kanannya,. dan
(7).  Seseorang yang berzikir/mengingat Allah dalam keadaan sendirian hingga dia menangis.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar, dan memberi nya rezki dari arah yang tiada disangka- sangkanya.
Dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.”
(QS. Ath-Thalaq: 2-3).

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakan lah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalan mu dan mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguh nya ia telah mendapat kemenangan yang besar
(QS.Al-Ahzab : 70-71).

Sesungguhnya seseorang dari kalian pergi mencari kayu bakar yang dipikul di atas pundaknya (untuk dijual) itu lebih baik dari pada meminta- minta kepada orang lain, baik diberi atau tidak.”
(HR.Imam Bukhari No 1470).

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Janganlah saling memarahi, (janganlah kalian saling membelakangi), (jangan tak mau saling memperdulikan), (janganlah kalian saling menyaingi, saling menjatuhkan). Tetapi, jadilah kalian hamba- hamba Allah yang bersaudara.”
(HR. Muslim: 2563).

“Sesungguhnya di antara sahabat Rasulullah Shallallahu ’alaih wa sallam ada yang berkata:
Ya Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala, mereka mengerja kan shalat sebagaimana kami mengerjakan shalat, dan mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” ……..

Nabi Shallallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Bukankah Allah telah menjadikan bagimu sesuatu untuk bersedekah? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah sedekah, tiap-tiap tahmid adalah sedekah, tiaptiap tahlil adalah sedekah, menyuruh seseorang kepada kebaikan adalah sedekah, melarangnya dari kemungkaran adalah sedekah.”
(HR Muslim 1674)

KISAH PENUH HIKMAH.
Saya teringat dengan seorang tabi’in yaitu Uwais Al Qarni. Kata Rasulullah saw, dia tidak dikenal penduduk bumi tetapi sangat terkenal di langit. Hidupnya terbilang miskin, tapi tak pernah membuatnya menjadi lalai dalam beribadah atau membantu sesamanya. Jika ia mempunya rizki lebih, ia tak segan membagikannya kepada tetangga nya yang sama- sama kesusahan.
Pekerjaannya hanya seorang pengembala, uang yang dihasilkan nya digunakan untuk keperluan ia dan Ibunya sehari-hari. Siang hari ia bekerja sambil berpuasa, sedangkan malam hari ia gunakan untuk shalat dan bermunajat kepada Allah. Pakaian yang ia punya hanya yang melekat di tubuh nya saja.

Sedari kecil ia tak pernah mengenyam pendidikan formal, pendidikan hanya ia dapat dari kedua orangtua nya. Ia seringkali dicap sebagai anak bodoh. Tapi ia tak pernah memperdulikan nya dan tetap semangat membantu sesama.
Ia juga seorang anak yang sangat taat pada Ibunya. Ia hidup di zaman Rasulullah saw tapi belum pernah bertemu langsung dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Namun karena kecintannya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia meminta izin kepada ibunya untuk berangkat ke Madinah. Kurang lebih empat ratus kilometer ia berjalan kaki dari Yaman hingga tiba di kediaman Rasulullah saw, sayangnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat itu tidak berada di rumah karena sedang berada di medan perang. Ia di hinggapi rasa bingung, ia ingin sekali bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tapi di satu sisi ia teringat akan pesan ibunya untuk tidak berlama-lama meninggalkannya. Akhirnya ia pun pulang tanpa bertemu dengan seseorang yang amat dicintainya.

Di atas adalah sekelumit kisah dari seorang tabi’in mulia Uwais Al Qarni.
Terkesan dengan julukannya, tidak di kenal penduduk bumi tapi terkenal di langit. Ia hanya berusaha menyibukan diri beribadah dan membantu orang lain, bukan menyibukan diri untuk menjadikan nya seorang yang hanya terkenal di bumi saja.

Bagi kita yang kini terlihat biasa saja atau bahkan terlupa, seringkali di ejek (bukan karena perbuatan buruk) jangan pernah merasa bersedih. Jika kita sudah melakukan hal-hal baik dan terus berusaha mendekatkan diri kepada Allah. Di bumi kita tanpa gelar tapi yakinlah bahwa kelak penduduk langit akan mengelu-elu kan kita.

Di dunia, kita diberi ujian kemiskinan, selama hal itu tidak membuat kita lalai akan segala perintah Allah.
Maka bersiaplah akan balasan yang dijanjikan Allah berupa Surga bagi orang-orang yang bersabar. Dan kekayaan abadi ada di Akhirat nanti bukan di Bumi ini.

Di Dunia, kita terlihat bodoh dan jauh dari ilmu, meskipun sebenarnya kita adalah makhluk yang sedang belajar segala hal. Tanpa ada manusia yang mengetahui proses belajar kita.
Abaikan saja penglihatan mata orang-orang yang menatap sinis. Sungguh penilaian Allah jauh lebih penting.

Semoga kita bisa belajar dari keteguhan Uwais Al Qarni untuk tidak menatap dunia adalah segalanya.
Hingga akhir hidup nya -Uwais yang sering diejek, pada pemakaman nya banyak dihadiri makhluk berpakaian putih (malaikat) dan selepas disemayam kan, kuburannya langsung lenyap. Ruhnya langsung dibawa oleh malaikat.

Rabi’ bin Khutsaim berkata, “Aku pergi ke tempat Uwais al-Qarni, aku mendapati beliau sedang duduk setelah selesai menunaikan shalat Shubuh.”

Aku berkata (pada diriku),
“Aku tidak akan mengganggunya dari bertasbih. Setelah masuk waktu Zhuhur, beliau mengerja kan shalat Zhuhur. Dan begitu masuk waktu Ashar beliau shalat Ashar. Selesai shalat Ashar beliau duduk sambil berdzikir hingga tiba waktu Maghrib. Setelah shalat Maghrib beliau menunggu waktu Isya’, kemudian shalat Isya’.
Selesai shalat Isya’ beliau mengerjakan shalat hingga menjelang Shubuh. Setelah shalat Shubuh beliau duduk dan tanpa sengaja tertidur. Tiba-tiba saja beliau terbangun. Ketika itu aku mendengar dia berkata, ‘Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari mata yang senang tidur, dan perut yang tidak merasa kenyang’.”

Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.
(QS. Al-Baqarah [2]:2)

Orang yang bertaqwa adalah orang yang menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.

DOA MENGUAT KAN HATI
اللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِنُوْرِ قُدْسِكَ وَ عَظَمَةِ طَهَارَتِكَ وَ بَرَكَةِ جَلاَلِكَ مِنْ كُلِّ عَافَةٍ وَ عَاهَةٍ وَ مِنْ طَوَارِقِ اللَّيْلِ وَ النَّهَارِ إِلاَّ طَارِقًا يَطْرُقَ بِخَيْرٍ يَا رَحْمَانُ
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan cahaya kesucian-Mu dan keagungan-Mu dari segala kebencian dan gangguan serta dari segala kejahatan yang datang baik di waktu malam maupun di waktu siang, kecuali yang datang dengan kebaikan wahai Yang Maha Pengasih.
أَنْتَ غِيَاثِي فَبِكَ أَغُوْثُ وَ أَنْتَ مَلاَذِي فَبِكَ أَلـُـوْذُ وَ أَنـْتَ عِيَاذِي فَبِكَ أَعُوْذُ.
Engkau Maha Penolong, maka kepada-Mu lah aku memohon pertolongan, Engkau tempat berlindung, maka kepada-Mu lah aku berlindung, Engkau lah yang menemani, maka dengan Mu lah aku berteman.
يَا مَنْ ذَلـَّتْ لَهُ رِقَابُ الْجَبَابِرَةِ وَ خَضَعَتْ لَهُ أَعْنَاقُ الفَرَاعِنَةِ، أَعُوْذُبِكَ مِنْ خِزْيِكَ وَ كَشْفِ سَتْرِكَ وَ اْلإِنْصِرَافِ عَنْ شُكْرِكَ.
Wahai Yang Maha Kuasa, yang telah menghinakan hamba yang sombong, dan yang telah menaklukkan hamba yang angkuh, aku berlindung kepada-Mu dari menghinakan-Mu, dan membuka- buka rahasiaMu serta berpaling dari mensyukuri nikmat-Mu.
أَنَا فيِ حِرْزِكَ لَيْلَي وَ نَهَارِي وَ نَوْمِي وَ قَرَارِي وَ ظَعْنِي وَ أَشْفَارِي.
Aku dalam tempat-Mu yang kokoh pada waktu malam-Ku, siang-Ku, pada waktu tidur-Ku, waktu diam-Ku, waktu pagi-Ku dan perjalanan-Ku.
ذِكْرُكَ شِعَاِري وَثَنَائِكَ دِثَارِي
Mengingat-Mu adalah pakaianku dan menyanjung- Mu adalah selimut- Ku.
لاَإِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، تَعْظِيْمًا لِوَجْهِكَ، وَ تَكْرِيْمًا لِسُبْحَانِكَ، أَجِرْنِى مِنْ خِزْيِكَ وَ مِنْ شَرِّ عِبَادِكَ، وَاضْرِبْ عَلَيَّ سُرَاِدقَاتِ حِفْظِكَ، وَ أَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فيِ حِفْظِ عِنَايَتِكَ، وَ عُدْليِ بِخَيْرٍ يَاأَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ.
Tiada Tuhan selain engkau, karena mengagung kan wajah-Mu dan memuliakan kesucian-Mu, jauhkanlah aku dari kehinaan dan menjadi hamba- Mu yang buruk. Berikanlah kepadaku naungan dan perlindungan-Mu, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu dalam lindungan-Mu, dan berikanlah kepadaku sebaik-baik kebaikan, wahai zat Yang Maha Pengasih lagi penyayang.


رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ اِسْرَافَنَا فِى أَمْرِنَا وَ ثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَ انْصُرْنَا عَلَى القَوْمِ الكَافَرْيْن.
Ya Allah, Ampunilah dosa kami, ampunilah keteledoran kami, dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami menghadapi kaum kafir”.
اللَّهُمَّ لاَ تُمْكِنُ الأَعْدَاءَ فِيْنَا وَلاَ تُسَلِّطْهُمْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ َيَخافُكَ وَلاَ يَرْحَمُنَا
Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau beri kemungkinan musuh berkuasa terhadap kami janganlah Engkau berikan kemungkinan mereka memerintah kami, walaupun kami mempunyai dosa. Janganlah Engkau jadikan yang memerintah kami, orang yang tidak takut kepada-Mu, dan tidak mempunyai kasih sayang terhadap kami”.
اللهُمَّ أَهْلِكِ الكَفَرَةَ الَّذِي يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَ يَكْذِبُوْنَ رَسُلَكَ وَ يُقَاتِلُوْنَ أَوْلِيَائَكَ
Wahai Tuhan kami, hancurkan lah orang-orang yang selalu menutup jalan Engkau, yang tidak memberikan kebebasan kepada agama- Mu, dan mereka-mereka yang mendusta kan Rasul-Rasul Engkau,dan mereka yang memerangi orang-orang yang Engkau kasihi”.
اللهُمَّ فَرِّقْ جَمْعَهُمْ وَ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَ أَنْزِلْ بِهِمْ بَأْسَكَ الَّذِي لا َتَرُوْدَهُ عَنِ القَوْمِ الُمجْرِمِْينَ.
Wahai Tuhan kami, hancurkan lah kesatuan mereka, dan pecah belah barisan mereka. Turunkan kepada mereka ‘azab sengsara-Mu, yang selalu Engkau timpakan kepada golongan- golongan yang selalu berbuat dosa”.
اللهُمَّ أَعِزِّ الإِسْلاَمِ وَ المُسْلِمِيْنَ وَ اخْذُلِ الكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِيْنَ
Wahai Tuhan kami, berilah kemuliaan kepada Islam dan kaum Muslimin, rendah kanlah orang- orang yang kafir dan orang musyrik”.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ المُؤْمِنَاتِ وَ المُسْلِمِيْنَ وَ اْلمُسْلِمَاتِ، اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ اْلأَمْوَاتِ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ يَوْمَنَا خَيْرًا ِمنْ أَمْسِنَا، وَ اجْعَلْ غَدَنَا خَيْرًا ِمْن يَوْمِنَا، وَ احْسِنْ عَاقِبَتَنَا فيِ الأُمُوْرِ كُلِّهَا، وَ أَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَ عَذَابِ الآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ اْلعَفْوَ وَ العَافِيَةَ فيِ دِيْنِنَا وَ دُنْيَاناَ وَ أَهْلِيْنَا وَ أَمْوَالِنَا، رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمِ وَ تبُ ْعَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَ سَلاَمُ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَ اْلحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.
Aamiin ya Rabbal Alamiin.

GHURUR MENURUT BAHASA ARTINYA ADALAH TERTIPU.

GHURUUR. “Kajian Kitab Al Ihya Ulumiddin,”

Ghurur adalah penyakit hati yang menimpa banyak orang di dunia ini, GHURUR MENURUT BAHASA ARTINYA ADALAH TERTIPU. Penyakit ghurur ini telah di jelaskan oleh Imam Ghazali dengan panjang luas sekali di dalam kitabnya “Ihya` Ulumiddin “

Penyakit ghurur ini sangat membahayakan sekali sebab kebanyakan orang yang menderitanya tidak merasa bahwa mereka terserang penyakit ghurur ini, kita tidak membicarakan ghururnya orang-orang kafir terhadap diri mereka atau kehidupan dunia ini, tetapi kita membicarakan penyakit ghurur yang diderita oleh umat Islam selama ini.

Imam Ghazali telah membagi ghurur ini kepada empat golongan :

1). Golongan ulama.
2). Golongan para Abid ( orang yang suka beribadah).
3). Golongan orang yang mengaku sufi.
4). Golongan orang yang memiliki harta , dan orang-orang tetipu daya dengan dunia.

(1). GOLONGAN ULAMA.

Penyakit ghurur ini tidak terlepas dari hati seorang ulama, bahayanya jika mereka tidak mengetahui bahwa mereka telah terkena virus ghurur yang membahayakan, akhirnya tidak secepatnya untuk mengobati penyakit itu, penyakit ghurur ini menyerang dengan cepat sehingga si penderita “mati” dari rasa harapan dan kesadaran diri kepada Allah.

Seorang yang alim merasa bahwa ilmu itu adalah mulia, mengajarkannya kepada orang adalah perkara yang mulia pula, maka dia lalai dan tertipu daya dengan sibuk mengajarkan ilmu tanpa membekalkan amal ibadah dan mengamalkannya terlebih dahulu sebelum disampaikan kepada orang lain, ini adalah penyakit ghurur.

Seorang yang alim merasa memiliki ilmu sehingga beliau merasa bahwa dirinya mesti di hormati dan disegani, ingin selalu dikedepankan dan di ketengahkan, keinginannya agar seluruh perkatannya didengar, seluruh perkataannya benar, ingin diangkat-angkat dan dipuja-puja, setiap orang mesti mencium tangannya, ini adalah penyakit ghurur.

Seorang ulama yang alim dengan ilmu syari`at dan selalu mengamalkannya kemudian mengajarkannya kepada orang lain, tetapi beliau tidak memahami ilmu makrifat kepada Allah, dengan alasan bahwa tidak ada ilmu tersebut, maka ini juga bagian dari orang yang memilki penyakit ghurur.

Seorang yang berhasil mengamalkan ilmunya , menjauhkan anggota tubuhnya dari segala maksiat, melaksanakan segala amalan ta`at, tetapi lupa membersihkan dirinya dan hatinya dari segala maksiat hati seperti hasad, riya’, takabbur, ini juga orang yang terserang penyakit ghurur.

Seorang ulama yang mengamalkan segala ta`at dan menjauhkan segala maksiat, beliau merasa bahwa dirinya bersih dan dekat dengan Allah, maka ini juga penyakit ghurur, sebab Allah lebih mengetahui keadaan hati para hambanya.

Seorang ulama yang sibuk dengan berjidal, berdebat, bukan untuk mencari kebenaran tetapi untuk mencari ketenaran dan kehebatan, bila mampu mengalahkan lawan maka dia tergolong orang yang hebat dan alim, ini juga tergolong penyakit ghuruur.

Seorang ulama yang selalu berdakwah dan berceramah dengan menyampaikan untaian kata-kata yang indah, dapat menarik perhatian para pendengar, sehingga mendatangkan peminat-peminat yang banyak, pengikut yang setia, lupa dengan tujuan dakwah yang sebenarnya, sibuk hanya mencari ketenaran dan nama, penyakit ini juga tergolong ghuruur.

(2). GOLONGAN ‘ABID.

Kegiatan ibadah juga dapat membawa seseorang tertipu daya dengan diri sendiri sehingga bukan menjadikan diri semakin dekat dengan Allah bahkan membuat diri menjadi jauh, diantara contohnya :

Seseorang yang sibuk dengan ibadah-ibadah sunnah dan fadhilah tetapi melupakan dan meninggalkan ibadah-ibadah wajib, seperti sibuk melaksanakan shalat sunnah malam tetapi meninggalkan shalat subuh karena ketiduran dan kelelahan ketika waktu malamnya atau senang dengan shalat tarawih tapi masih punya hutang shslat fardlu/belum diqadlaa’, inilah penyakit ghuruur.

Orang yang sibuk mengambil air wudhu` dan berlebih-lebihan di dalam membasuhnya disebabkan was-was yang datang didalam hati mengkabarkan bahwa wudhu`nya tidak sah, penyakit was-was yang menimpa pada setiap ibadah merupakan bagian ghuruur juga.

Seseorang yang terlalu sibuk membaca al-Qur`an, tetapi tanpa mau memikirkan dan memahami segala makna-maknanya, sehingga tidak memahami apa maksud atau penjelasan-penjelasan dari yang ia baca setiap hari.

Seseorang yang sibuk dengan puasa setiap harinya, tetapi lidahnya selalu menceritakan aib orang lain, tidak pernah menjauhkan hatinya dari riya` dan penyakit-penyakit hati, puasanya selalu dibuka dengan makanan-makanan yang haram.

Seseorang yang menunaikan ibadah haji hanya karena ingin digelar dengan haji, tidak mengikhlas kan diri untuk melaksanakan amal ibadah haji, tidak meninggalkan segala kejahatan-kejahatan, melaksanakan ibadah haji agar dipandang orang dan dianggap orang kaya.

Seseorang yang mengamalkan Ibadah sunnah dan fadhilah merasakan ibadah tersebut nikmat dan lezat, mendapatkan ke khusyu’an, tetapi jika melaksanakan ibadah yang wajib dan fardhu tidak merasakan kenikmatan dan kekhyusu’an.

Seseorang yang melaksanakan zuhud dan ibadah , bertaubat dan berzikir, merasakan bahwa dia telah sampai kepada derajat kezuhudan, telah sampai kepada derajat makrifah kepada Allah, padahal hatinya masih tersimpan segudang kecintaan terhadap dunia, mengharap pangkat dan kedudukan, mengharap pujian dan penghormatan, inilah penyakit ghuruur.

(3). GOLONGAN ORANG YANG MENGAKU SUFI.

Seseorang yang mengaku sufi, menggunakan pakaian-pakaian tertentu, bergaya dengan gaya ulama-ulama sufi, berzikir dengan menari dan nyanyian – nyanyian pemenuh hawa nafsu, menganggap diri telah sampai kepada Allah, menganggap mendapat ilham dan kasyaf, inilah mereka yang tertipu dan inilah penyakit ghurur.

Seorang yang mengaku sufi, merasa telah berbuat zuhud dan wara’, memakai pakaian yang usang dan bau, mementing kan bersih hati, tetapi segala anggota tubuh kotor dengan maksiat dan dosa, inilah penyakit ghurur.

Seseorang yang mengaku sufi, tetapi tidak mengikuti jalan para ulama-ulama pembesar sufi seperti Imam Abu Qosim al-Junaidi al-Baghdadi dan yang lainnya, mengaku telah sampai kepada fana` fillah dan baqa fi llah, tidak menjadikan al-Qur`an dan sunnah sebagai pegangan,_ menghina syariat dan memuja-muja hakikat. inilah penyakit ghurur.

(4). GOLONGAN ORANG YANG MEMILIKI HARTA DAN ORANG YANG TERTIPU DENGAN DUNIA.

Seseorang yang menganggap bahwa harta dan uangnya yang mampu menyelamatkan nya dan memuliakannya di permukaan dunia ini, harta merupakan pujaan dan ketinggian, memiliki harta berarti memiliki kebesaran dan kesenangan yang hakiki, sehingga lupa membayar zakat, menyantuni orang miskin, dan bisa berbuat sesuka hatinya inilah penyakit ghurur.

Seseorang yang membangun masjid, menyantun anak yatim, membantu korban bencana alam, tetapi ingin di puji dan di besar-besarkan kebaikannya, agar orang menyanjung nya dan menggelarnya seorang yang dermawan inilah penyakit ghurur.

Dengan memahami hal yang demikian, semoga kita semua tidak termasuk golongan orang-orang yang terkena penyakit ghurur (tipu daya) penyakit yang menjadikan seorang hamba jauh dari ridha Allah Ta’ala

Semoga kita bisa terus istiqamah dan mengetahui bisikan nafsu didalam diri ini. dan Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat ghurur ini, Aamiin Yaa Rabbal ‘alamiin.

SELALULAH MENDOAKAN KEBAIKAN PASANGAN NYA (Suami istri).
Jika seseorang ingin mendapat kan sesuatu, ia perlu mengetahui siapakah yang memilikinya ….
Ia tidak bisa mendapatkan sesuatu tersebut melainkan dari pemiliknya.

Begitulah pula halnya dengan rezeki.
Rezeki sebenarnya adalah pemberian dari Allah Azza wa Jalla. Dialah yang Maha Pemberi rezeki.
Maka jangan hanya mengandalkan usaha manusiawi namun perbanyaklah berdoa memohon kepadaNya.

Doakan pasangan kita (suami isteri) agar senantiasa mendapat kan limpahan rezeki dari Allah, dan yakin lah jika istri berdoa kepada Allah untuk suaminya pasti Allah akan mengabulkannya.

Demikianlah pula sebaliknya.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepadaKu niscaya Aku kabulkan.”
(QS. Ghafir:60).

BERTAQWA KEPADA ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA, REZEKINYA AKAN MENINGKAT
Orang yang bertaqwa akan mendapatkan jaminan rezeki dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bahkan ia akan mendapatkan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Ath Talaq ayat 2 dan 3.
Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Diab akan mengadakan jalan. keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.”
(QS. At Thalaq: 2-3).

BERNIATLAH YANG BAIK.
يفوز أهل النية الطيبة في النهايات مهما تعددت خساراتهم

Pemilik niat yang baik akan beruntung di akhir perjuangannya walaupun ia harus tersungkur berkali kali.

Jangan pernah berhenti BERBUAT KEBAIKAN SELALU JADILAH PEMURAH DAN DERMAWAN.

Semoga bermanfaat
Wassalam
Buya Hma Majo Kayo
Buya Masoed Abidin
Buya MAbidin Jabbar