KEKHAWTIRAN RASÛLULLÀH

ENAM PERKARA DIKHAWATIRKAN RASÛLULLÀH
Rasûlullàh Shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَخَافُ عَلَيْكُمْ سِتًّا: إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ، وَسَفْكُ الدِّمَاءِ، وَبَيْعُ الْحُكْمِ، وَقَطِيعَةُ الرَّحِمِ، وَنَشْوٌ يَتَّخِذُونَ الْقُرْآنَ مَزَامِيرَ، وَكَثْرَةُ الشُّرَطِ
Aku khawatir atas kalian enam perkara :
(1) Pemimpin bodoh,
(2) Penumpahan darah, (3) Jual-beli hukum,
(4) Pemutusan silaturahim,
(5) Seseorang yang menjadikan Al-Qur’an sebagai nyanyian, dan
(6) Banyaknya Ajudan (untuk penguasa zhalim)”.
[HR. Ath-Thabarànî (“Shahîh” Al Mu’jam Al-Kabîr, 18/57 no 105);].

JADILAH PENYINTA KEBAIKAN DIMANAPUN, DAN SITUASI APAPUN. Karena kebaikan akan mendapat kan balasan kebaikan juga.
هل جزاء الإحسان إلا الإحسان
(Qs Ar-Rahman 55:60.)

PERHATIKAN LAH SUNGGUH SABDA RASULULLAH Shallallahu alaiyhi wa Sallam ; أَبُو مَسْعُودٍ قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُولَى، إِذَا لَمْ تَسْتَحِي فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ “.(رواه البخاري) “Abu Mas’ud ra berkata, Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya yang masih dijumpai oleh orang-orang dari perkataan kenabian terdahulu adalah: ‘JIKA ENGKAU TIDAK MALU, BERBUATLAH SESUKAMU’.” (HR. Bukhari)

Menghindarlah dari lingkungan Penyinta Kejahatan karena akibat setiap kejahatan akan kembali pada pelakunya
وعليها مااكتسبت
“dan terhadapnya ada (pula) suatu siksa atas (kejahatan) yang diperbuatnya.”
(Qs Al-Baqarah 2:286.[2/2 05.23]

KUAT DAN AMANAH, MUTLAK DIMILIKI PEMIMPIN PILIHAN
Syaikhul Islàm Ibn Taimiyyah berkata,
وينبغي أن يعرف الأصلح في كل منصب فإن الولاية لها ركنان : القوة والأمانة
Selayaknya untuk diketahui siapakah orang yang paling layak untuk posisi setiap jabatan. Karena kepemimpinan yang ideal, itu memiliki dua sifat dasar: kuat (mampu) dan amanah.
[Ahmad bin Abdul Halîm, (Majmû’ Al-Fatàwà, Dàrul Wafà’, 2005, 28/253);]

BERLINDUNG KEPADA ALLAH DARI PEMIMPIN KEKANAK-KANAKAN
اللهم إني أعوذبك من إمارةِ الصبيان والسفهاء
“Yà Allah, sungguh kami berlindung kepada-Mu dari pemimpin yang kekanak-kanakan dan dari pemimpin yang bodoh.”
[(Shahîh Al-Adab Al-Mufrad, 47/66);]

Tinggalkan komentar